Test Footer 2

Sabtu, 27 Mei 2023

KELEDAI MEMBACA

 Timur Lenk menghadiahi Nasruddin seekor keledai. Nasruddin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,

“Engkau adalah guru yang terkenal dan tentunya kau dapat mengajari keledai ini membaca. Kalau kau sanggup melakukannya, aku akan memberimu hadiah yang besar. Tetapi kalau sampai gagal, aku akan menghukummu” kata Timur Lenk

“Itu permintaan yang sulit Yang Mulia. Tetapi baiklah, aku akan mengajarinya membaca. Beri aku waktu tiga bulan ditambah biaya yang cukup,” kata Nasruddin.

Timur Lenk memenuhi permintaan Nasruddin dan tiga bulan kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasruddin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasruddin.

“Demikianlah,” kata Nasruddin, “Keledaiku sudah bisa membaca.”

Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?”

Nasruddin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman buku  untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.”

“Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?”

Nasruddin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?”

Timur Lenk merasa senang pada Nasruddin, lalu memberinya hadiah yang cukup banyak.

Kamis, 25 Mei 2023

ADAB




Adab berarti memberikan hak kepada segala sesuatu dan waktu.  Adab adalah mengetahui apa yang menjadi hak diri  sendiri dan hak Allah subhanahu wa ta'ala. Perilaku mulia atau tata krama spiritual di jalan sufi serta kesempurnaan dalam perkataan dan perbuatan. Ilmu  tasawuf berpijak pada adab yang berkisar dari perilaku yang benar sesuai dengan syariat hingga tata krama spiritual yang terus-menerus kepada Allah subhanahu wa ta'ala sendiri.  Sopan santun tata krama moral dan juga sastra. Sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam kesusastraan tradisional. Rasulullah bersabda: "Pendidikan tentang kebajikan merupakan bagian dari keimanan".  Masyarakat Arab wilayah gurun - sebagaimana berbeda dengan yang tinggal secara menetap - pada umumnya menghindari persentuhan badan kecuali berjabat tangan. Ada juga menganjurkan agar seseorang terlibat dalam pengusulan jenazah pada proses pemakaman, dan mengunjungi orang lain yang sedang sakit. Secara umum termasuk bagian dari Adam adalah mendahulukan dan memuliakan anggota badan bagian kanan dari anggota kiri.

Dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam banyak sekali perintah untuk mengajarkan tentang adab. Demikian juga mengenai keutamaan adab. Dalam ungkapan bahasa Arab ada kalimat "adab di atas ilmu". Pernyataan ini menggambarkan bahwa betapa adab menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga prioritasnya didahulukan dibanding dengan ilmu. Orang yang berilmu tanpa disertai ada akan menjadi manusia yang mulia. Manusia yang memiliki adab yang kemudian dilengkapi dengan ilmu akan menjadi seorang pribadi bukan hanya baik tapi juga memberikan yang terbaik kepada lingkungannya.

Adab dalam Islam bukan hanya diaplikasikan terhadap manusia tetapi lebih dari itu terhadap makhluk-makhluk yang lain juga seorang hamba dituntut untuk beradab. Misalnya dalam hal penyembelihan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk membaguskan cara penyembelihan. Demikian juga terhadap lingkungan, seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, agar jangan mengencingi lubang-lubang yang ada di tanah.

Secara singkat, sebagaimana di katakan oleh Naquib Al-Attas, adab adalah meletakkan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Sehingga orang yang jujur belum tentu dapat dikatakan sebagai seorang yang beradab ketika kejujurannya diletakkan pada posisi dan waktu yang tidak tepat.


Selasa, 16 Mei 2023

AKIBAT MALAS JADI KORBAN MALING

 


SUATU hari Nasruddin Hoja sedang duduk-duduk santai di beranda rumah bersama istri tercinta. Tidak lama ia baru teringat bahwa keledainya ternyata belum diberi makan. Nasrudin Hoja lalu menoleh ke arah istrinya mengatakan sesuatu. "Berdirilah dan berilah makan keledai," ucapnya. 

Dikarenakan sudah lelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah, sang istri pun menolaknya. "Kamu saja yang berdiri dan berilah makan keledai," balas istrinya.

Nasruddin yang tengah malas tetap bersikukuh tidak mau memberi makan keledainya. Akibat tidak ada yang mau mengalah, pertengkaran dan adu mulut akhirnya terjadi. Setelah lelah bertengkar, dibuatlah kesepakatan, siapa yang pertama berbicara harus memberi makan keledai tersebut. Nasruddin pun memilih duduk di pojok ruangan.

Hingga beberapa jam berlalu, ia masih juga tidak ada suara. Nasruddin betul-betul tidak bergerak maupun berbicara.

Melihat kelakuan suaminya itu, istrinya pun menjadi marah dan meninggalkan Nasruddin. Sang istri pergi ke rumah tetangga dan menceritakan kelakuan suaminya. 

"Suamimu kan memang keras kepala, lebih baik kamu saja yang mengalah," kata tetangganya menasihati.

Setelah waktu menjelang malam, sang istri tidak pulang. Dia membiarkan Nasruddin seorang diri di rumah.

Tidak berapa lama ada seorang pencuri yang masuk ke rumah Nasruddin. Ketika masuk rumah Nasruddin sangat sepi, tidak ada suara, membuat si pencuri yakin bahwa tidak ada siapa pun di rumah itu.

Namun sang pencuri sempat terkejut karena waktu melihat ke arah pojok ruangan ada sosok Nasruddin yang duduk terdiam sambil terus melotot ke arah si pencuri.

Si pencuri pun menjadi ketakutan. Ia langsung bersimpuh di depan Nasruddin untuk memohon ampun. Tapi, Nasruddin tidak memberi reaksi apa pun. Dia tetap duduk terdiam dengan mata melotot.

Melihat hal itu si pencuri merasakan ada keanehan pada diri Nasruddin. Si Pencuri lalu menepuk-nepuk bahu Nasruddin, namun masih tetap terdiam dan tidak bergerak.

"Jangan-jangan orang ini menderita kelumpuhan dan bisu," pikir si pencuri.

Pencuri itu pun melanjutkan aksinya. Ia segera mengumpulkan barang-barang berharga yang ada di rumah Nasruddin.